BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari
peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan
berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai
menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh
bersamaan dengan kedatangan bangsa Arya (cirinya kulit putih, badan tinggi,
hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus)
melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa
Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa
asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah
yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Arya sendiri
termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Arya bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah
menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Arya merasa ras mereka yang
tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida
menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya.
Orang Arya mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa
(Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Arya tersebut berbaur dengan kepercayaan
asli bangsa Dravida yang masih memuja roh nenek moyang. Berkembanglah Agama
Hindu yang merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan
kepercayaan bangsa Arya dan bangsa Dravida. Terjadi perpaduan antara budaya
Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Istilah Hindu
diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai
Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut kebudayaan Hindu yang
selanjutnya menjadi agama Hindu. Daerah perkembangan pertama agama Hindu adalah
di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan
Hindustan (tanah milik bangsa Hindu).
B. RUMUSAN
MASALAH
Adapun
rumusan makalah adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana asal
mula Bangsa Arya?
2.
Bagaimana
kebudayaan Bangsa Arya?
3.
Apa itu
Hinduisme dan inti ajaran Bangsa Arya?
C. TUJUAN
MASALAH
Adapun tujuan masalahnya, yaitu:
1.
Mengetahui asal
mula Bangsa Arya.
2.
Mengetahui
kebudayaan dari Bangsa Arya.
3.
Mengetahui Hinduisme
dan inti ajaran Bangsa Arya.
D. MANFAAT
PENULISAN
Adapun manfaat utama penulisan pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut, yaitu:
1. Untuk memenuhi tugas
kelompok dari mata kuliah Sejarah Asia Selatan Lama.
2. Untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang
Sejarah Perkembangan Bangsa Arya.
3. Bagi
peneliti lain, sebagai bahan acuan dan bahan perbandingan dalam penelitian yang
akan sejenis pada masa akan datang.
BAB II
SEJARAH
PERKEMBANGAN BANGSA ARYA
A. ASAL MULA
BANGSA ARYA
Perkembangan sejarah Asia Selatan terutama India sudah
ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Tetapi baru ketika setelah kedatangan
bangsa Arya, pengkajian sejarah Asia Selatan kelihatan lebih nyata. India salah satu pusat peradaban dunia pada masa lampau,
selain Cina dan Timur Tengah dan juga Eropa. Letak peradaban terbesar bangsa
India adalah teletak di Mohenjodaro dan Harapa. Suku asli India adalah bangsa
Dravida, yang kemudian eksistensinya sedikit demi sedikit tergusur loleh
kedatangan bangsa Arya dari Asia Barat. Peradaban India sering disebut dengan
peradaban sungai Indus yang dialiri oleh lima anak sungai yaitu; Yellum,
Chenab, Ravi, Beas, Suttly yang kemudian terkenal dengan sebutan Punjab (Daerah
lima Aliran Sungai). Peradaban lembah sungai Indus sebanding dengan peradaban
Mesopotamia, lembah sungai Huangho, dan Mesir, dengan penduduk asli adalah
orang-orang Dravida, mempunyai cirri-ciri berkulit hitam dan pada saat itu
mereka belum mempunyai kepercayaan atau agama yang tetap.
Nama arya berarti bangsawan atau
tuan, yang terdapat dalam bahasa Persia dan India. Perpindahan Bangsa Arya di India
terjadi bertahap-tahap, dan tidak terjadi langsung dengan gelombang besar.
Waktu yang dibutuhkan juga membutuhkan waktu yang berabad-abad, itupun sambil
membawa keluarga mereka. Pada masa tertentu, ada sekelompok yang nampaknya
begitu kuat yang memasuki India. Hal ini dibuktikan pada penggalian di Harappa
yang menyatakan bahwa kota Harappa takluk dengan kekerasan, karena banyak
ditemukan tumpukan mayat di Harappa. Selain itu kerusakan di dinding kota, yang
semuanya disinyalir Harappa di hancurkan oleh Bangsa yang gagah berani.
Pendirian ini juga diperkuat dengan pernyataan buku Weda yang mengatakan bahwa
bangsa Hariyupuja yang dikalahkan oleh orang-orang Arya dengan bantuan, dan
tentu haruyupura itu dapat kita anggap sama dengan budaya Harappa.
Perpindahan bangsa Arya ke India
berlangsung pada satu masa yang berabad-abad lamanya dapat juga dibuktikan
kalau dibandingkan syair-syair Weda yang tertua dengan yang terkemudian.
Penyelidikan ini menyatakan bahwa mula-mulanya sungai Indus dianggap oleh orang
Arya sebagai sungai yang keramat dan menjadi sumber dari sekalian kebaikan bagi
orang Arya. Tetapi pada masa Doab Gangga-Jumna menjadi pusat kebudayaan brahma,
maka ternyata bahwa seluruh daerah Indus dan Punjab sudah dilupakan oleh
orang-orang Arya, dan bahkan buku-buku seperti Weda dan Upanisad seakan-akan
melupakan kesucian sungai Indus. Orang-orang Arya merupakan bangsa yang suka
yang berpetualang pada saat itu. Nampaknya kedatangan bangsa Arya berbarengan
dengan langsung
berkembangnya kerajaan-kerajaan bangsa Arya. Dalam beberapa berita-berita
peperangan raja Persia menaklukan Punjab dan Sindh tahun 516 SM, dan raja
tersebut mempunyai beberapa prajurit dari kalangan orang-orang India. Sedangkan
kita tahu bahwa bangsa Arya adalah bangsa yang berasal dari Asia Barat.
Cerita
tentang kebudayaan India kemudian berkembang hingga akhirnya datang sebuah
bangsa baru ke India. Kedatangan Bangsa Arya ke Lembah Sungai Indus menimbulkan
onflik kebudayaan dan persaingan etnik. Bangsa Arya berkulit dan termasuk
rumpun berbahasa Indo-Eropa. Bangsa ini masuk ke India melalui Celah Kaiber di
sela Pegunungan Hindu Kush, karena tertarik pada kesuburan tanah daerah
tersebut.
Bangsa Arya
kemudian mendesak bangsa Dravida, sebagaian dari bangsa Dravida kemudian
menyingkir ke wilayah di Selatan India dan sebagaian lagi berbaur dengan bangsa
Arya membentuk peradaban baru yang disebut Hindu. Akar kata Hindu berasal dari
nama sungai tersebut. Percampuran antara dua bangsa tersebut menjadi cerita
baru dalam kebudayaan India.
B. KEBUDAYAAN
BANGSA ARYA
Kedatangan bangsa Arya di India
telah memberi pengaruh besar dalam sejarah perkembangan Bangsa India sendiri.
Bangsa Dravida yang sebelumnya telah menempati India telah memberi tiga reaksi
pasca serangan bangsa Arya. Kelompok pertama adalah mereka yang menolak
kedatangan bangsa Arya dengan memberi perlawanan sampai mati. Kelompok kedua
yaitu mereka yang akhirnya menyingkir ke daerah selatan, Deccan dan Bihar.
Kelompok ketiga adalah yang kemudian melakukan asimilasi dengan bangsa Arya,
yang kemudian melahirkan budaya baru. Fokus peneitian para ilmuan sejarah masih
masih berkisar pada budaya yang telah dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya
dan Dravida tersebut, atau yang kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya.
Alasan utamanya adalah bahwa percampuran tersebut selanjutnya melahirkan sistem
budaya dan poitik yang lebih mudah untuk dirunut pada sejarawan. Pengaruh
selanjutnya dari budaya Indo-arya adalah munculnya perbagai budaya seperti
Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sacral lainnya. Selain itu
adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di
India sampai sekarang.
Untuk saat ini orang-orang dari
bangsa Arya mendiami daerah-daerah sekitar di sebelah utara garis perbatasan yang
terletak antara Goa dan Orissa selatan. Ada juga sebagian terletak di sebelah
selatan garis tersebut, seperti Hiderabad. Sebagai bangsa pendatang, Arya
memandang orang-orang Dravida adalah sebagai penduduk yang lebih rendah dari
bangsa Arya. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan Bangsa Arya mengakui bahwa
Bangsa Dravida merupakan Bangsa yang kaya yang telah mengembangkan peradaban
dan kebudayaan yang cukup tinggi. Jika dilihat kembali, sistem kepercayaan
telah menjadi dasar utama dalam kultur masyarakat India dalam sistem sosial. Eksistensi
kasta sebagai pembagian kelas masyarakat India merupakan bentuk nyata yang
tidak terhapus begitu saja hingga saat ini. Brahmana sebagai kasta tertinggi di
India tetap dipegang oleh bangsa Arya sendiri, sementara Ksatria, Waisya, dan Suudra adalah kelompok sosial yang
mesti mengikuti hukum yang telah dibuat oleh para Brahmana.
Pengaruh yang signifikan dari bangsa
Arya yang selama ini banyak dikaji adalah munculnya banyak kerajaan bercorak
Arya. Proses kultural yang berlangsung hingga abad ke-7 sebelum masehi kemudian
melahirkan sejarah politk bangsa India yang sangat panjang. Pada periode ini
suber sejarah India semakin terang dengan berbagai iniformasi tertulis dari dalam
India maupun dari catatan asing. Beberapa kerajaan penting pada masa awal perkembagnan
Arya adalah Gandhara, Kosala, Kasi dan Maghada. Tetapi sampai sekarang hanya
kerajaan-kerajaan yang mempunyai pengaruh besar saja yang dapat diakses dan
dikaji. Hal karena terbatasnya sumber sejarah yang menerangkan perihal
tersebut. Selain itu kita tahu India mempunyai wilayah yang cukup luas, dan
tidak memungkinkan dikaji kerajaan-kerajaan yang tersebar di wilayah India. Dari sekian banyak kerajaan,
mungkin yang dapat diakses dan dikaji karena mempunyai peranan penting dalam
perkembangan peradaban di India. Salah satunya adalah Maghada. Konon
pengembangan dan penyebaran agama Budha juga terjadi di daerah Maghada. Tepatnya
Benares . Meskipun agama Budha belum sepenuhnya di kenal oleh masyrakat luas.
Pada masa kerajaan Maghada terdapat
beberapa dinasti yang bergiliran memegang tampuk kepemimpinan di India/Maghada.
1. Dinasti
Sisunaga
Dinasti Sisunaga merupakan dinasti pertama yang memegang
tampuk kepemimpinan di kerajaan Maghada. Dinasti ini setidaknya pernah dipimpin
oleh sembilan raja yaitu: Saisunaga, Kakavarna, Kshemadarman, Kshemajit,
Bimbisara, Ayatasatru, Darsuka, Udaya, Nandivadana.
2. Dinasti
Nanda
Dinasti Nanda juga pernah berkuasa atas kerajaan Maghada,
tepatnya pada 413-322 SM. Raja-raja yang pernah berkuasa pada dinasti Nanda
juga berjumlah sembilan orang, seperti halnya dinasti Sisunaga. Pada masa
dinasti ini banyak sekali ketidakstabilan pada pemerintahan, hal ini dibuktikan
dengan banyaknya raja pada kurun waktu yang kurang dari satu abad. Sehingga
pada akhirnya dinasti ini berhasil dikudeta oleh Chandragupta dari Maurya, yang
kemudian mendirikan dinasti baru yaitu dinasti Maurya.
3. Dinasti
Maurya
Pada masa dinasti Maurya merupakan dinasti yang mampu
membawa India tepatnya Bangsa Arya pada masa kejayaannya. Pada 322 SM Chandrgupta naik tahta
dari hasil kudeta yang dia pimpin dari kekuasaan dinasti Nanda. Hal penting
yang patut dicatat pada masa Chandragupta adalah persinggungan India dengan bangsa asing,
tepatnya kekaisran Macedonia yang dipimpin oleh pemimpin agung Alexander the
great (iskandar zulkarnain). Peristiwa ini berlangsung dua tahun sebelum
Chandragupta naik tahta.
Chandragupta naik tahta pada masa dan saat yang penting.
Yaitu beberapa saat pasca kematian Alexander the great, sehingga dengan sekuat
tenaga akhirnya dia berhasil menguasa daerah-daerah yang tadinya dikuasai oleh
Macedonia, dan bahkan Chandragupta berhasil menjalin hubungan dengan musuh
Iskandar Zulkarnain, Seloucos Nicator (penguasa Yunani di Asia Barat). Akhir hayat
Chandragupta diakhiri dengan bebrapa catatan penting. Ia merupakan raja yang
disegani kawan maupun lawan, rakyat dan juga umum. Sebagi para umumnya raja,
dia mempunyai Bayangkari, yaitu pasukan khusus pengawal raja yang terdiri dari
wanita-wanita asing yang berenjata lengkap, yang selalu mengiringi Chandargupta
sebagi pasukan berkuda.
4.
Dinasti Sungha
Dapat dikatakan bahwa Dinasti Sungha
actor yang berperan penting dalam mengembalikan keberadaan Agama Hindu yang
sempat tenggelam pada masa raja Ashoka, dengan keberhasilannya membunuh
Buhadratha tahun 185 SM. Mulai saat itu sampai tahun 1875, Sungha dan
keturunannya berhasil menguasai Maghada. Seperti yang telah disinggung, bahwa
Sungha kembali memberi angin segar kepada pemeluk Hindu dan khususnya Brahmana
untuk kembali mengembangkan Agama Hindu.
5.
Dinasti Kanya
Setelah berakhirnya kekuasaan Sungha
atas Maghada, maka kekuasaan sesudahnya diambil alih oleh Dinasti Kanya.
Dinasti Kanya memerintah dalam kurun waktu antara 175- 128 SM. Sejak masa Kanya
berkuasa muncul kerajaan-kerajaan kecil semisal Andhra, Parthi, dan Kushan.
Selain perkembangan politik yang kuat di India, hal penting yang patut dicermati adalah lahir dan berkembangnya Agama Hindu. Peninggalan-peninggalan selain pemerintahan/politik dan Hindu, yang menjadi cirri khas, juga masih banyak peninggalan yang lain, meliputi seni kesusastraan dan juga Jainisme dan tentunya Agama Budha.
Selain perkembangan politik yang kuat di India, hal penting yang patut dicermati adalah lahir dan berkembangnya Agama Hindu. Peninggalan-peninggalan selain pemerintahan/politik dan Hindu, yang menjadi cirri khas, juga masih banyak peninggalan yang lain, meliputi seni kesusastraan dan juga Jainisme dan tentunya Agama Budha.
Dalam bidang kesustraan terdapat
beberapa buku catatan perjalanan. Ada dua buku penting yang muncul pada masa
Arya. Buku tersebut adalah Aranyaka (Kitab Hutan) dan Upashisad, yang merupakan
hasil kerja dari teosofi yang berisi renungan mistik bagi para murid lanjutan.
Buku tersebut dibuat guna memudahkan tafsir terhadap kitab suci Weda yang
membingungkan. Untuk menafsirkan weda diperlukan buku-buku yang digunakan untuk
menafsirkan. Ada dua kelompok jenis buku yang digolongkan sebagai tafsir weda.
Pertama adalah sruti. Yaitu kitab yang dianggap sebagai wahyi dari Brahma sang
pencipta. Kedua adalah smerti. Yaitu hasil ingatan ataupun kebiasaan para
pendeta yang juga disebut sebagai wedangga atau anggota weda.
C.
HINDUISME DAN INTI AJARAN BANGSA ARYA
1. Fase
Perkembangan Agama Hindu
Sebagai dampak dari berkembangnya
budaya Indo-arya adalah munculnya Agama Hindu. Menurut sejarahnya, Agama Hindu
mempunyai usia yang cukup tua dan panjang, dan merupakan agama yang pertama
kali dikenal oleh umat manusia. Kami mencoba mendefinisikan kapan dan dimana
Hindu di sebarkan dan berkembang. Agama Hindu pada kelanjutannya telah
melahirkan kebudayaan yang sangat kompleks baik dalam bidang astronomi, ilmu
pertanian, filsafat, dan ilmu-ilmu yang lain. Sehingga kadang ada kesan rumit
ketika kita berniat memahami ajaran Agama Hindu.
Agama Hindu adalah agama yang
mencoba memberi kebebasan kepada pemeluknya untuk melakukan peribadatannya.
Tetapi hal ini bahkan menimbulkan permasalahan di kalangan sejarawan, dan
mengklaim bahwa Agama Hindu tidak sesuai dengan apa yang telah diajarkan.
Sebagai contoh, banyak sejarawan yang masih menulis bahwa Hindu masih menganut
paham Polytheisme, karena ada beberapa dewa yang mengatur aspek kehidupan
pemeluknya. Tetapi pada kenyataannya, Hindu telah menganut Monotheisme. Prinsip
ketuhanan Hindu adalah “trimurti”. Selain itu, kalangan umat Hindu sendiri juga
masih banyak pemahaman yang kurang tepat atas ajaran agama yang dipahami dan
diamalkan.
Perkembangan Agama Hindu di India
pada dasarnya terjadi selama empat fase. Jaman Weda, jaman Bharmana, jaman
Upanisad dan jaman Budha. Jaman Weda disinyalir telah berkembang pada masa perdaban
Mohenjodaro dan Harappa. Bukti yang menunjukan fase ini adalah adanya patung
yang menyerupai perwujudan Siwa. Selain itu pada masa ini masyarakat India kuno
juga telah menyembah dewa-dewa. Tetapi kepastian dimulainya fase Weda adalah
pada masa Bangsa Arya berada di Punjab di lembah sungai Indus. Sekitar 2500 s.d
1500 tahun sebelum masehi. Setelah terdesak bangsa Dravida akhirnya hijrah ke
arah Selatan di dataran tinggi Dekkan, dan sebagian ada yang membaur dan
berasimilasi dengan kebudayaan bangsa Arya. Bangsa Arya sendiri telah menyembah
beberapa dewa, diantaranya: Agni, Varuna, Vayu, Indra, Siwa dan sebagainya.
Tetapi tuhan-tuhan tersebut hanyalah manifestasi dari perwujudan tuhan yang
Maha Esa, yang mengatur dan berkuasa atas alam semesta yang disebut “Rta”.
Pada fase tersebut masyarakat India
telah dibagi menjadi beberapa kelompok lapisan masyarakat yang meliputi
Brahmana, Ksatria, Waisa dan Sudra. Pada masa Brahmana, kekuasaan amat besar
pada kehidupan keagamaan. Kaum Brahmana lah yang mengantarkan persembahan orang
kepada para dewa. Jaman Brahmana ditandai dengan mulai tersusunnya tata cara
upacara agama. Penyusunan tata cara upacara telah tertulis semua dalam kitab
suci Weda.
Berbeda dengan masa Upanisad. Tata
cara beragama tidak hanya dipentingkan pada upacara dan sesaji saja, tetapi
juga bagaimana meningkatkan pngetahuan batin yang lebih tinggi yang dapat
membuka tabir ke alam ghoib. Pada masa inilah penyusunan dan pengembangan
filsafat agama. Yaitu jaman orang berfilsafat atas dasar Weda. Kemudian
munculah ajaran filsafar yang tinggi, yang kemudian dikembangkan pada ajaran
Darsana, Itihasa dan Purana. Ajaran filsafar tersebut pada akhirnya menyebarkan
ajaran Tri murti.
Fase ke empat adalah Fase Budha.
Fase ini dimulai ketika putra raja Sudhodana yang bernama Sidarta menafsirkan
Weda dari sudut Logika dan mengembangkan sistem yoga dan semadhi, sebagai jalan
ubntuk menghubungkan diri dengan tuhan.
2.
Inti Ajaran Agama Hindu
Inti ajaran Agama Hindu terdapat
pada tiga kerangka dasar ajaran agama hindu. Tiga kerangka dasar tersebut
berperan kuat dalam mengatur peribadatan pemeluk-pemeluknya. Tiga kerangka
dasar agama adalah Tattwa, Susila dan Yadnya. Tattwa. Konsep pencarian
kebenaran hakiki di dalam hidnu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa.
Tattwa merupakan filsafat yang diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui
beberapa cara dan pendakatan yang disebut Pranama. Ada tiga cara penyerapan
pokok yang disebut Tri prnama. Tri panama ini menyebabkan akal budi dan
pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam Tattwa, sehingga
berkembang menjadi keyakinan dan kepercayaan. Kepercayaan dan keyakinan dalam
Hindu disebut Sradha. Ada lima Sradha dalam Hindu yang kemudian disebut Panca
sradha. Berbekal Panca sradha yang diserap menggunakan Tri panama ini,
perjalanan hidup seorang Hindu menuju ke satu tujuan yang pasti. Kearah
kesempmurnaan lahir dan batin Susila.
Merupakan kerangka daras agama
setelah Tattwa. Seperti halnya makna umum Susila, susila dalam ajaran agama
hindu juga berperan penting dalam mengatur tingkah laku pemeluk agama hindu
dalam kehidupan sehari-hari. Pola interaksi manusia pada kehidupan sehari-hari
akan memperlihatkan sejauh mana kadar susila dan akhlak manusia. Seorang akan
memperoleh rasa hormat dan simpatik dari orang lain tatkala dia dapat
mempertahankan kelakukan dan susilanya ketika melakukan sebuah interaksi. Telah
disinggung pada tattwa, bahwa hindu berusaha membimbing manusia kearah
kesempurnaan sifat, dan susila lah yang kemudian menjadi titik sentral ajaran
tattwa.
Merunut arti kata ”susila”, su
berarti baik, indah, harmonis. Sila berarti perilaku, perbuatan, tingkah laku
dan kelakuan. Jadi susila adalah perbuatan baik manusia yang tercermin dalam
tingkah laku sehari-hari baik dalam bertutur dan berbuat. Susila menurut agama
Hindu adalah tingkah laku hubungan timbal balik yang selaras dan harmonis antar
sesama manusia dengan alam semesta yang berlandaskan atas keikhlasan dan kasih
sayang.
Pola hubungan dalam susila
berprinsip pada ajaran Tat Twam Asi (ia adalah engkau) mengandung makna bahwa
segala makhluk adalah sama. Menolong orang lain sama halnya menolong diri
sendiri, begitu pula sebaliknya, menyakiti orang lain berarti menyakiti diri
sendiri. Dalam hubungan ajaran susila beberapa aspek ajaran sebagai upaya
penerapannya sehari-hari, dan diuraikan secara terperinci sebagai
berikut:
Ø
Tria Kaya Parisudha, merupakan
tiga jenis perbuatan yang merupakan landasan ajaran etika agama Hindu yang
dipedomani oleh setiap individu guna mencapai kesempurnaan dan kesucian
hidup.
Ø
Panca Yama dan Niyama Brata, yang
merupakan lima kebaikan yang harus di lakukan dan lima hal yang harus
dihindari.
Ø
Tri Mala. Tiga keburukan yang
meracuni budi pekerti manusia yang harus diwaspadai dan diredam sampai
sekecil-kecilnya.
Ø
Sad Ripu adalah enam musuh di
dalam diri manusia yang selalu menggoda, yang pada akhirnya dapat mengganggu
emosi manusia.
Ø
Catur Asrama. Empat tingkat
kehidupan manusia dalam agama hindu, disesuaikan dengan tahapan-tahapan jenjang
kehidupan yang mempengaruhi prioritas kewajiban menunaikan dharmanya.
Ø
Catur Purusa Artha. Yaitu empat
dasar tujuan manusia.
Ø
Catur Warna. Yaitu empat pilihan
hidup manusia yang berlandaskan tujuan, bakat dan ketrampilan.
Ø
Catur Guru. Empat kepribadian
yang harus dihormati oleh pemeluk agama Hindu.
Yadnya. inti ajaran agama Hindu
yang ketiga adalah Yadnya, yang merupakan suatu karya suci yang dilaksanakan
dengan ikhlas karena getaran jiwa dalam keidupan yang sesuai dengan inti ajaran
kitab suci Weda. Yadnya juga dapat diartkan sebagai pemujaan, penghormatan,
pengorbanan, pengabdian, pemberian yang penuh dengan kerelaan. Yadnya
mengandung tiga aspek penting yaitu:
Rasa tulus ikhlas dan kesucian.
Ø
Rasa bakti dan memuja
(menghormati) Sang Hyang Widhi Wasa, Dewa, Bhatara, Leluhur, Negara dan Bangsa,
dan kemanusiaan.
Ø
Di dalam pelaksaannya disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing menurut tempat (desa), waktu (kala), dan keadaan
(patra).
Ø
Suatu ajaran dan Catur Weda yang
merupakan sumber ilmu pengetahuan suci dan kebenaran yang abadi.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kedatangan
bangsa Arya di India telah memberi pengaruh besar dalam sejarah perkembangan
Bangsa India sendiri. Bangsa Dravida yang sebelumnya telah menempati India
telah memberi tiga reaksi pasca serangan bangsa Arya. Kelompok pertama adalah
mereka yang menolak kedatangan bangsa Arya dengan memberi perlawanan sampai
mati. Kelompok kedua yaitu mereka yang akhirnya menyingkir ke daerah selatan,
Deccan dan Bihar.
Kelompok
ketiga adalah yang kemudian melakukan asimilasi dengan bangsa Arya, yang
kemudian melahirkan budaya baru. Fokus peneitian para ilmuan sejarah masih
masih berkisar pada budaya yang telah dihasilkan oleh percampuran bangsa Arya
dan Dravida tersebut, atau yang kemudian sering dengan kebudyaan Indo-arya.
Alasan utamanya adalah bahwa percampuran tersebut selanjutnya melahirkan sistem
budaya dan poitik yang lebih mudah untuk dirunut pada sejarawan. Pengaruh
selanjutnya dari budaya Indo-arya adalah munculnya perbagai budaya seperti
Bahasa Sansekerta, Upacara Keagamaan, dan hal-hal sacral lainnya. Selain itu
adalah kemunculan dan berkembangnya Agama Hindu yang menjadi agama terbersar di
India sampai sekarang.
B. SARAN
Adapun saran yang bisa penulis berikan
1. Kepada semua pembaca bila mendapat
kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya.
2. Untuk supaya bisa membaca kembali
literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini sehingga diharapkan
akan bisa lebih menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.
lumaya bagus makalahnya, tapi gk ada daftar pustakanya
BalasHapusNice. Bermanfaat buat tugas saya. Mbak daftar pustakanya dikasih dong biar saya bisa baca lagi kaya yang mbak saranin
BalasHapusterus sidharta goutama kemana? jelas jelas dia bangsa ARYA, jaran buddha 4 kebanenaran mulia dalam bahasa indo-arya di sebut "Catur Arya Sachani"
BalasHapusdan gilanya lagi brahmana disebut kasta tertinggi bagi bangsa arya!!
jelas jleas bagi bangsa ARYA kesatria lah kasta tertinggi..